Implan gigi adalah solusi permanen yang sangat efektif untuk menggantikan gigi yang hilang. Namun, tidak semua orang cocok untuk menjalani prosedur ini.
Beberapa kondisi kesehatan atau kebiasaan tertentu dapat mempengaruhi keberhasilan implan gigi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kondisi apa saja yang sebaiknya dihindari sebelum memutuskan untuk menjalani perawatan implan gigi.
Artikel ini akan membahas 5 kondisi yang tidak disarankan untuk melakukan perawatan implan gigi agar Anda bisa membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan mulut Anda.
1. Penyakit Jantung atau Gangguan Kardiovaskular
Bagi pasien yang memiliki penyakit jantung atau gangguan kardiovaskular, implan gigi bisa menjadi prosedur yang berisiko. Pasien dengan kondisi ini berisiko lebih tinggi mengalami infeksi pasca prosedur, karena sistem kekebalan tubuh mereka mungkin sudah terganggu. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengelola kondisi jantung juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan setelah pemasangan implan. Implan gigi memerlukan penyembuhan yang optimal agar berhasil, dan gangguan kardiovaskular bisa mengganggu proses ini.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi dan dokter spesialis jantung terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan alternatif lain, seperti jembatan atau gigi palsu, yang lebih aman.
2. Diabetes yang Tidak Terkontrol
Diabetes yang tidak terkendali bisa menjadi penghalang utama untuk melakukan perawatan implan gigi. Diabetes yang tinggi dapat mengganggu proses penyembuhan tubuh, termasuk penyembuhan tulang dan gusi yang penting untuk kesuksesan implan. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga meningkatkan risiko infeksi setelah prosedur implan gigi. Penyembuhan yang lebih lambat ini dapat menyebabkan implan gagal menyatu dengan tulang rahang, yang dikenal dengan istilah osseointegrasi.
Mengelola Diabetes untuk Implan Gigi
Jika Anda menderita diabetes, pastikan kondisi gula darah Anda terkendali sebelum menjalani prosedur implan. Dokter gigi Anda mungkin akan meminta Anda untuk bekerja sama dengan dokter spesialis untuk mengatur kadar gula darah Anda agar lebih stabil sebelum melanjutkan prosedur.
3. Penyakit Gusi yang Parah (Peradangan Gusi)
Penyakit gusi yang tidak diobati atau parah dapat mengganggu keberhasilan implan gigi. Penyakit gusi menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi dan tulang yang mendukung gigi. Dalam kasus penyakit gusi yang parah, tulang rahang yang menopang implan bisa rusak, sehingga menyulitkan implan untuk terpasang dengan baik. Jika gusi atau jaringan lunak di sekitar implan terinfeksi, kemungkinan kegagalan implan menjadi lebih tinggi.
Pengobatan Penyakit Gusi Sebelum Implan Gigi
Jika Anda memiliki masalah dengan gusi, seperti gingivitis atau periodontitis, sebaiknya obati masalah tersebut terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan perawatan implan gigi. Pembersihan gigi yang intensif dan perawatan lanjutan akan membantu mengembalikan kesehatan gusi Anda, memberikan peluang lebih baik untuk keberhasilan implan.
4. Gangguan Penyembuhan atau Penyakit Autoimun
Beberapa gangguan kesehatan, termasuk penyakit autoimun atau gangguan penyembuhan lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk sembuh setelah prosedur implan gigi. Penyakit seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau kondisi lain yang mengganggu sistem kekebalan tubuh dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi pascaoperasi. Gangguan penyembuhan juga dapat mempengaruhi bagaimana tubuh Anda berinteraksi dengan implan.
Diskusi dengan Dokter Sebelum Prosedur
Jika Anda memiliki gangguan autoimun atau masalah penyembuhan lainnya, penting untuk mendiskusikan kondisi Anda dengan dokter gigi dan dokter spesialis lainnya. Mereka mungkin akan menyarankan perawatan alternatif yang lebih cocok dengan kondisi kesehatan Anda.
5. Kebiasaan Merokok yang Berlebihan
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk kegagalan implan gigi. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi aliran darah ke gusi dan tulang rahang, yang menghambat proses penyembuhan. Merokok juga meningkatkan risiko infeksi setelah prosedur implan gigi, yang dapat mengarah pada kegagalan implan dan kerusakan pada jaringan sekitar.
Mengurangi atau Berhenti Merokok untuk Keberhasilan Implan
Jika Anda seorang perokok, sangat disarankan untuk berhenti merokok sebelum menjalani prosedur implan gigi. Berhenti merokok tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan implan, tetapi juga mendukung kesehatan gusi dan mulut secara keseluruhan.
Bekerja sama dengan dokter gigi atau dokter umum untuk mendapatkan dukungan dalam berhenti merokok dapat menjadi langkah positif bagi kesehatan Anda.